BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam masalah sosial, persoalan
penentuan alat ukur yang dibuat dengan asal jadi, tanpa memperhitungkan
validitas dan reliabilitasnya, akan menyebabkan interpretasi yang
bermacam-macam dan bisa memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda sesuai
dengan kondisi, kapan dan dimana suatu alat ukur itu akan digunakan. Jika salah
dalam penerapan, jawaban yang diperoleh bukan akan memberikan informasi yang
baik dan benar, akan tetapi justru akan memberikan informasi yang keliru dan
akan berdampak terhadap kesimpulan yang dibuat.
Persoalan
alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering
dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil
pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang
diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten
dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke
pengukuran yang lain.
Keandalan
(reliabilitas) merupaka sesuatu yang dibutuhkan tetapi buakn persyaratan mutlak
untuk validitas suatu instrument. Dalam
penilaian formatif, batasan-batasan keandalan ditangani dengan cara yang
berbeda meskipun tetap penting untuk dipertimbangkan. Jika penilaian
berlangsung sepanjang waktu, seorang guru dapat mengeluarkan informasi yang
menyarankan bahwa suatu penilaian dan keputusan sebelumnya tidaklah mewakili
penyelengaraan. Para guru berada pada
posisi sanggup untuk mencoba kemampuan siswa berulang kali dari waktu ke waktu,
seperti penilaian-penilaian berbasis
keputusan yang disesuaikan dan mengembangkannya lebih dari satu periode waktu,
mengarah pada kesimpulan-kesimpulan yang meyakinkan.
Para guru bagaimana
pun juga harus tetap terbuka untuk terus terang menentang meninjau ulang
tentang kemampuan siswanya. Dan sebelum menguji siswa para guru terlebih dahulu
menguji reliabilitas soal-soal yang akan diujikan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai suatu sifat
reliabilitas dari sebuah strategi dan
prinsip-prinsip para guru untuk mempertimbangkann apakah soal-soal itu layk
untuk diujikan.
Sifat reliabel ( keandalan) dari
sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil
yang konsisten dan stabil. Dalam konsep reliabilitas suatu instrument, suatu instrument yang
memiliki sifat kesahihan dan keandalan maka instrument itu harus memeberikan
hasil yang konsisten atau stabil jika digunakan beberapa kali pada objek yang
sama, sepanjang materi yang diukur tidak berubah.
Prinsip
reliabilitas itu sendiri adalah menunjukkan sejauh mana pengukuran atau
penilaian itu memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pngukuran terhadap subjek
yang sama pada waktu yang berbeda.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
1.
Apa
yang dimaksud dengan reliabilitas?
2. Apa
itu uji reliabilitas serta apa tujuannya?
3.
Bagaimana
cara menguji reliabilitas sebuah butir soal ?
4.
Bagaimana
cara menguji tingkat kesukaran butir soal?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai untuk
mengetahui bentuk soal yang reliabilitas atau tidaknya sebuah soal. Dan makalh
ini dapat digunakan sebagai bahan untuk pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reliabilitas
a.
Menurut
Gronlund dan Linn (1990)
Reliabilitas
adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.
b.
Menurut Sukadji
(2000)
Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara
konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya sebagai koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.
c.
Menurut
Anastasia dan Susana (1997)
Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai
oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent
items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
d.
Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto
(2009)
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang.
e.
Menurut
Suryabrata (2004)
Reliabilitas
adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah hasil
pengukuran yang dapat dipercaya dan data dari pengukuran itu menunjukkan hasil
yang relative sama jika dilakukan berulang-ulang.
2.2 Pengertian dan
Tujuan Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan
(konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin
instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi,
stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat
menghasilkan data yang sama. Sedangkan tujuan dari uji reliabilitas adalah menunjukkan
konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya. (Husaini ,2003).
2.3
Menganalisis / Menguji Reliabilitas butir soal
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian realibilitas tes
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya
berubah-rubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat dalam menilai
apa yang dinilainya.
1.
Kualitas butir-butir soal
ditentukan oleh :
a.
Jelas tidaknya rumusan soal.
b.
Baik tidaknya pengarahan soal
kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab.
c.
Petunjuknya jelas sehingga
mudah dan cepat dikerjakan.
2.
Cara
– cara mencari besarnya reliabilitas yaitu :
a. Teknik test-retest ialah pengetesan dua
kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
- Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
- Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
Berdasarkan rumus Alpha Cronbach sebuah soal dikatakan reliabel jika r hitung
> r table. (Rasyid & Mansyur, 2007:134).
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r11
kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada
tabel, jika r11 > rtabel
maka item tes yang diujicobakan reliabel (Arikunto, 2006:
109).
a.
Jika r hitung positif dan r hitung
> r tabel maka butir tersebut reliabel.
b.
Jika r hitung negatif atau r hitung
< r tabel maka butir tersebut tidak reliabel
Dalam menguji setiap soal di bawah ini α= 5% = 0,05
diperoleh
nilai r table = 0,576 dari table r product moment. (Arnita,2013:166).
Data dibawah ini merupakan data
hasil pengujian jurusan Pendidikan Bahasa Prancis semester III.
PILIHAN GANDA
Nama
Responden
|
Nomor
Butir Pertanyaan
|
Jumlah
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Jesika
Rani
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Indra
Kumala
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Irma
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
3
|
Nanda
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Anna
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Sely
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
3
|
Hany
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Jusika
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Loly
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
4
|
Kristin
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
3
|
Jumlah
|
10
|
10
|
6
|
10
|
6
|
42
|
UJI
RELIABILITAS dengan Rumus Alpha-Cronbach
(KR-20)
r11 : reliabilitas yang akan dicari
n: banyaknya item/
butir pertanyaan
S2: standar
deviasi
p: banyaknya responden
yang menjawab benar butir soal ke-i/n ( jumlah responden)
q: banyaknya responden
yang menjawab salah butir soal ke-i/n ( jumlah responden)
S2 =
Nilai(x)
|
f
|
f(x)
|
(x-x̄)
|
(x-x̄)2
|
5
|
5
|
25
|
0,8
|
0,64
|
4
|
2
|
8
|
-0,2
|
0,04
|
3
|
3
|
9
|
-1,2
|
1,44
|
jlh
|
10
|
42
|
2,12
|
n=
10
x̄= 42/10 = 4,2
S2=
Dari data di atas dapat dihitung nilai pq, yaitu :
No
butir
|
pi
|
qi
|
Pi.qi
|
1
|
1
|
0
|
0
|
2
|
1
|
0
|
0
|
3
|
0,6
|
0,4
|
0,24
|
4
|
1
|
0
|
0
|
5
|
0,6
|
0,4
|
0,24
|
jlh
|
0,48
|
UJI
RELIABILITAS dengan Rumus Alpha-Cronbach
Misalnya uji
reliabilitas soal no:
r11(1)
= 1,25. 1
= 1,25
α= 5% = 0,05
sehingga diperoleh nilai r table = 0,576
jadi butir soal
tersebut adalah reliable karena r1> r table =
1,25>0,576, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tes kemampuan.
r11(3)
Jadi, butir soal
tersebut adalah tidak reliabel karena r3
< nilai r table = -0,025< 0,576.
Menguji
soal secara keseluruhan:
= 1,25.(-1,04)
= -1,3
Jadi,
soal tersebut di atas tidak reliabel
karena r11< r table
SOAL
URAIAN
Nama
Responden
|
Nomor
Butir Pertanyaan
|
Jumlah
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Jesika
Rani
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Indra
Kumala
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Irma
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4
|
Nanda
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Anna
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
Sely
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3
|
Hany
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Jusika
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Loly
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
Kristin
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3
|
Jumlah
|
6
|
9
|
9
|
10
|
1
|
35
|
Nilai(x)
|
f
|
f(x)
|
(x-x̄)
|
(x-x̄)2
|
4
|
7
|
28
|
0,5
|
0,25
|
3
|
2
|
6
|
-0,5
|
0,25
|
1
|
1
|
1
|
-2,5
|
6,25
|
jlh
|
10
|
35
|
6,75
|
n=10
x̄ = 35/10= 3,5
S2
=
Dari data di
atas dapat dihitung nilai pq, yaitu:
No
butir
|
pi
|
qi
|
Pi.qi
|
1
|
0,6
|
0,4
|
0,24
|
2
|
0,9
|
0,1
|
0,09
|
3
|
0,9
|
0,1
|
0,09
|
4
|
1
|
0
|
0
|
5
|
0,1
|
0,9
|
0,09
|
jlh
|
0,51
|
UJI RELIABILITAS dengan Rumus Alpha-Cronbach ( KR20)
Misalnya menguji butir
soal:
r11(1)
= 1,25. 0,68
= 0,85
α= 5% = 0,05, sehinga
diperoleh nilai r table = 0,576
Jadi, butir soal
tersebut adalah reliable karena r1> r table 0,85 > 0,576 sehingga
bisa digunakan untuk mengukur kemampuan.
= 1,25.1
= 1,25
Jadi, soal tersebut
reliabel karena r4> r table 0,05, yaitu 0,576
= 1,25. 0,88
= 1,11
α= 5% = 0,05, sehinga
diperoleh nilai r table = 0,576
butir soal tersebut
adalah reliabel karena r1>
r table 1,11 > 0,576 sehingga bisa digunakan untuk
mengukur kemampuan.
Menguji soal
keseluruhan:
= 1,25.0,32
= 0,4
Jadi soal tersebut di
atas tidak reliabel karena r11 < r table
2.4 Menguji / Menganalis Tingkat
Kesukaran Butir Soal
Menentukan tingkat kesukaran adalah ukuran yang
menunjukkan derajat kesulitan soal oleh responden dan mengetahui soal-soal yang
mudah, sedang dan sukar.
1.
Analisis
tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebagai berikut:
Kriteria tingkat soal
:
0,00 - 0,30 à sukar
0,31 - 0,70 à sedang
0,71 - 1,00 à mudah
Dari data di atas dapat
ditentukan kriteria soalnya yaitu sebagai berikut:
TK= JB/JJ x100%
TK= tingkat kesukaran
JB = jumlah jawaban yang benar pada butir-
i
JJ = jumlah jawaban keseluruhan pada
butir-i
TK1 = 10/10x 100% TK4 = 10/10x100%
=
1 ( mudah) =
1 (mudah)
TK2 = 10/10x 100 TK5 = 6/10x100%
=
1( mudah) =
0,6 (sedang)
TK3 = 6/10x100%
=
0,6 ( sedang)
Keseluruhan = 42/50x100%
=
0,84
Jadi, soal-soal tersebut di atas
tergolong mudah.
2.
Analisis
kesukaran butir soal uraian sebagai berikut:
TK = JB/JJx100%
TK1 = 6/10x100% TK4 = 10/10x100%
=
0,6 (sedang) =
1( mudah)
TK2 = 9/10x100% TK5 = 1/10x100%
=
0,9 (mudah) =
0,1( sukar)
TK3 = 0/10x100%
=
0,9 (mudah)
Keseluruhan:
TK = JB/JJx100%
=
35/50x100%
=
0,7.
Jadi, tingkat kesukaran soal-soal
tersebut tergolong sedang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji
reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu
instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas,
sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
Sedangkan tujuan dari uji reliabilitas adalah menunjukkan konsistensi skor-skor
yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya dan ntuk memperoleh kualitas
soal yang baik sehingga dapat memperoleh gambaran tentang prestasi
siswayangsebenarnya.
Sebuah soal
dikatakan reliabel jika r hitung > r table.
Dengan rumus KR-20
3.2 Saran
Jika seorang
ingin menghitung reliabilitas dari sebuah butir tes, sebaiknya peneliti harus
mengujikan dahulu pertanyaan-pertanyaannya kepada orang yang hendak diteliti
sehingga setelah diperoleh nilainya bisa menghitung nilai reliabelnya dan menentukan apakah soal itu reliabel atau tidak
untuk diujikan untuk selanjutnya, dan apakah hasilnya relatif sama jika diujikan
berulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara, Jakarta.
Arnita. 2013. Pengantar
Statistika. Citapustaka Media Perintis: Bandung
Rasyid, Harun & Mansur.
Penilaian Hasil Belajar. 2007. CV Wacana Prima: Bandung
SITOGRAPHI
http://analisisdatapenelitian.blogspot.com/2012/10/analisis-reliabilitas-tes-uraian.html
http://putra-tanjab.blogspot.com/2009/03/analisis-validitas-dan-reliabilitas.html
http://fidanurlaeli.wordpress.com/2010/11/28/analisis-kualitas-tes-dan-butir-soal/
http://p4mristkippgrisda.wordpress.com/2011/05/10/uji-validitas-dan-reliabilitas/
LAMPIRAN SOAL
Lisez les textes et puis
repondez ses questions au dessous !
1.
Nini
se prépare pour l’école de vendredi
Le vendredi est le jour court à
l’école. La classe commence à sept heures et quart et finir à onze heures et
demie. On a seulement cinq cours : d’abord c’est l’anglais, ensuite c’est le
français, après ce sont les mathématiques et puis l’histoire et le dessin.
C’est jeudi. Il est neuf heures
du soir. Nini prend son sac à dos. Elle met ses cahiers, ses livres, son stylo,
son crayon, sa règle, sa gomme, son portable et son mouchoir dans son sac à
dos. Ah ! elle n’oublie pas son
portefeuille où elle met sa carte d’étudiant et son argent. Le sac n’est pas
lourd. Il est un peu léger. Elle a seulement des exercices de mathématiques et
de français, mais c’est fini.
Ensuite, elle allume la
télévision et ell regarde le journal à la chaîne de TVRI pour voir les
nouvelles mondiales et intérieures. Et puis elle va au lit. Enfin elle
s’endort.
1. Sa
classe est commencé à quelle heure ?
a. 7 h
et demie
b. 7 h
et quart
c. 6 h
et quart
2. Combien
le cours de Nini est-elle à ce moment là ?
a. 8
cours
b. 4
cours
c. 5
cours
3. Est-ce
qu’elle met son portefeuille dans son sac à dos ?
a. Oui
b. Non
c. Pas
d’accord
4. Elle
a des devoirs, mais ils sont déjà fini. Qu’est qu’ils ?
a. Les
devoirs de mathématique et de français
b. Les
devoirs anglais et de français
c. Les
devoirs mathématique et anglais
5. Qu’est
ce qu’elle regarde à la chaîne de TVRI ?
a. Le
journal
b. Les
nouvelles mondiales et intérieures
c. Le
jeux du foot-ball
II. Un célébre
courtier français
La Frabce est le pays de la
haute couture. Du monde entier, les yeux des professionnels de la mode se
tournent toujours vers les modèles préséntés par les couturies français.
Ceux-ci, présentent leurs créations chaque année au cours d’un défilé
prestigieux, retransmis par les télévisions et les magazines dans toutes les
langues. Un des pulces prestigieux couturies français de la deuxième moitié du
XXe siècle se nomme Yves Saint-Laurent. Successeurs de Christian Dior, il règne
dans sa célèbre maison de couture située à Paris au 5 de l’avenue Marceau.
C’est la qu’il dessine ses modèles. « Lorsque je prends un crayon,
nous dit-il, je ne sais pas à l’avance ce que je vais dessiner. Je commence par
le visage d’une femme puis peu à peu ses vêtements naissent sous mes
doigts. »
Il fait un croquis, puis le
donne dans ses ateliers où ses ouvrières confectionnent le modèle avec beaucoup
de soin. Chaque création demande de nombreuses heures de travail, quelquefois
plus de cent heures. Le jour du défilé il faudra présenter deux cent modèles
portés par de jeunes femmes grandes et minces : les mannequins. C’est Yves
Saint-Laurent qui le premier a féminisé les costumes masculins en créant pour
les femmes le blazer, la saharienne, le teilleur et le costume-pantalon,
désormais très classique.
Yves Saint-Laurent a pris sa
retraite au début de l’année 2003, mais ses modèles et tout se qu’il a créé
autour, ( comme les produits de beauté, de maquillage, les parfums, la lingirie
masculine et féminime) continueront longtemps à promouvoir l’élégance et l
raffinement de la haute couture française à travers le monde.
1. Qu’est-ce
que la haute couture ?
2. Quel
est chaque année, l’événement le plus attendu dans le monde de la haute
couture ?
3. A
qui Yves Saint-Laurent a-t-il succedé ?
4. Comment
s’appellent les jeunes femmes qui présentent les modèles le jour du
défile ?
5. Yves
Saint-Laurent continue-t-il à créer de nouveaux modèles ? Pourquoi ?
LES REPONSES
I.
PILIHAN GANDA
1. B 2.
C 3. A 4. A 5. A
II.
URAIAN
1. C’est les yeux des professionnels de la
mode qui se tournent toujours vers le modèles présentés par les couturiels
français.
2. D’un défile de mode prestigeux.
3. Christian Dior
4. Les Mannequins
5. Oui, il continue les produits de beauté,
de maquillage, les parfums, la lingerie et féminime. Parce qu’il a pris sa
retraite.