Minggu, 02 Maret 2014

menguji reliabilitas butir soal


BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Dalam masalah sosial, persoalan penentuan alat ukur yang dibuat dengan asal jadi, tanpa memperhitungkan validitas dan reliabilitasnya, akan menyebabkan interpretasi yang bermacam-macam dan bisa memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi, kapan dan dimana suatu alat ukur itu akan digunakan. Jika salah dalam penerapan, jawaban yang diperoleh bukan akan memberikan informasi yang baik dan benar, akan tetapi justru akan memberikan informasi yang keliru dan akan berdampak terhadap kesimpulan yang dibuat.
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Keandalan (reliabilitas) merupaka sesuatu yang dibutuhkan tetapi buakn persyaratan mutlak  untuk validitas suatu instrument. Dalam penilaian formatif, batasan-batasan keandalan ditangani dengan cara yang berbeda meskipun tetap penting untuk dipertimbangkan. Jika penilaian berlangsung sepanjang waktu, seorang guru dapat mengeluarkan informasi yang menyarankan bahwa suatu penilaian dan keputusan sebelumnya tidaklah mewakili penyelengaraan.  Para guru berada pada posisi sanggup untuk mencoba kemampuan siswa berulang kali dari waktu ke waktu, seperti penilaian-penilaian  berbasis keputusan yang disesuaikan dan mengembangkannya lebih dari satu periode waktu, mengarah pada kesimpulan-kesimpulan yang meyakinkan.
Para guru bagaimana pun juga harus tetap terbuka untuk terus terang menentang meninjau ulang tentang kemampuan siswanya. Dan sebelum menguji siswa para guru terlebih dahulu menguji reliabilitas soal-soal yang akan diujikan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai suatu sifat reliabilitas dari sebuah strategi  dan prinsip-prinsip para guru untuk mempertimbangkann apakah soal-soal itu layk untuk diujikan.
Sifat reliabel ( keandalan) dari sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Dalam konsep reliabilitas  suatu instrument, suatu instrument yang memiliki sifat kesahihan dan keandalan maka instrument itu harus memeberikan hasil yang konsisten atau stabil jika digunakan beberapa kali pada objek yang sama, sepanjang materi yang diukur tidak berubah.
Prinsip reliabilitas itu sendiri adalah menunjukkan sejauh mana pengukuran atau penilaian itu memberikan hasil yang relatif  sama jika dilakukan pngukuran terhadap subjek yang sama pada waktu yang berbeda.


1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1.      Apa yang dimaksud dengan reliabilitas?
2.      Apa itu uji reliabilitas serta apa tujuannya?
3.      Bagaimana cara menguji reliabilitas sebuah butir soal ?
4.      Bagaimana cara menguji tingkat kesukaran butir soal?


1.3  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai untuk mengetahui bentuk soal yang reliabilitas atau tidaknya sebuah soal. Dan makalh ini dapat digunakan sebagai bahan untuk pembelajaran




























BAB II

PEMBAHASAN



2.1  Pengertian Reliabilitas
a.      Menurut Gronlund dan Linn (1990)
Reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.

b.      Menurut Sukadji (2000)
Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

c.       Menurut Anastasia dan Susana (1997)
Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

d.      Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009)
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

e.       Menurut Suryabrata (2004)
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya dan data dari pengukuran itu menunjukkan hasil yang relative sama jika dilakukan berulang-ulang.

2.2  Pengertian dan Tujuan Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Sedangkan tujuan dari uji reliabilitas adalah menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya. (Husaini ,2003).
2.3  Menganalisis / Menguji  Reliabilitas butir soal
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian realibilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-rubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat dalam menilai apa yang dinilainya.            
1.      Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh :
a.       Jelas tidaknya rumusan soal.
b.      Baik tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab.
c.       Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.
2.      Cara – cara mencari besarnya reliabilitas yaitu :
a.       Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
  1. Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
  2. Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
Berdasarkan rumus Alpha Cronbach  sebuah soal dikatakan reliabel jika r hitung > r table. (Rasyid & Mansyur, 2007:134).
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r11 kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika r11 > rtabel maka   item tes yang diujicobakan reliabel (Arikunto, 2006: 109).
a.       Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir tersebut reliabel.
b.      Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir tersebut tidak reliabel

Dalam menguji setiap soal di bawah ini α= 5% = 0,05 
diperoleh nilai r table = 0,576 dari table r product moment. (Arnita,2013:166).





Data dibawah ini merupakan data hasil pengujian jurusan Pendidikan Bahasa Prancis semester III.

PILIHAN GANDA
Nama Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
Jesika Rani
1
1
1
1
1
5
Indra Kumala
1
1
1
1
1
5
Irma
1
1
0
1
0
3
Nanda
1
1
1
1
1
5
Anna
1
1
1
1
1
5
Sely
1
1
0
1
0
3
Hany
1
1
1
1
1
5
Jusika
1
1
1
1
0
4
Loly
1
1
0
1
1
4
Kristin
1
1
0
1
0
3
Jumlah
10
10
6
10
6
42









 UJI RELIABILITAS  dengan Rumus Alpha-Cronbach (KR-20)





r11 :  reliabilitas yang akan dicari
n: banyaknya item/ butir pertanyaan
S2: standar deviasi
p: banyaknya responden yang menjawab benar butir soal ke-i/n ( jumlah responden)
q: banyaknya responden yang menjawab salah butir soal ke-i/n ( jumlah responden)



 

S2 =   


Nilai(x)
f
f(x)
(x-x̄)
(x-x̄)2
5
5
25
0,8
0,64
4
2
8
-0,2
0,04
3
3
9
-1,2
1,44
jlh
10
42

2,12


n= 10
= 42/10 = 4,2




 


S2=









Dari data di atas dapat dihitung nilai pq, yaitu :
No butir
pi
qi
Pi.qi
1
1
0
0
2
1
0
0
3
0,6
0,4
0,24
4
1
0
0
5
0,6
0,4
0,24
jlh


0,48


 UJI RELIABILITAS  dengan Rumus Alpha-Cronbach





Misalnya uji reliabilitas soal no:


 

r11(1)


             = 1,25. 1
             = 1,25



 α= 5% = 0,05  sehingga diperoleh nilai r table = 0,576
jadi butir soal tersebut adalah reliable karena r1> r table = 1,25>0,576, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tes kemampuan.



 

r11(3)





            
Jadi, butir soal tersebut adalah  tidak reliabel karena r3 < nilai  r table  = -0,025< 0,576.


Menguji soal secara keseluruhan:


 




           
           
          = 1,25.(-1,04)
          = -1,3

Jadi, soal tersebut di atas  tidak reliabel karena r11< r table

            
SOAL URAIAN
Nama Responden
Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
1
2
3
4
5
Jesika Rani
1
1
1
1
0
4
Indra Kumala
1
1
1
1
0
4
Irma
0
1
1
1
1
4
Nanda
1
1
1
1
0
4
Anna
0
0
0
1
0
1
Sely
0
1
1
1
0
3
Hany
1
1
1
1
0
4
Jusika
1
1
1
1
0
4
Loly
1
1
1
1
0
4
Kristin
0
1
1
1
0
3
Jumlah
6
9
9
10
1
35











Nilai(x)
f
f(x)
(x-x̄)
(x-x̄)2
4
7
28
0,5
0,25
3
2
6
-0,5
0,25
1
1
1
-2,5
6,25
jlh
10
35

6,75

n=10
x̄ = 35/10= 3,5




 


S2 =


                        



Dari data di atas dapat dihitung nilai pq, yaitu:

No butir
pi
qi
Pi.qi
1
0,6
0,4
0,24
2
0,9
0,1
0,09
3
0,9
0,1
0,09
4
1
0
0
5
0,1
0,9
0,09
jlh


0,51



 UJI RELIABILITAS  dengan Rumus Alpha-Cronbach ( KR20)



 






Misalnya menguji butir soal:





 

r11(1)


             = 1,25. 0,68
             = 0,85

α= 5% = 0,05, sehinga diperoleh nilai  r table  = 0,576
Jadi, butir soal tersebut adalah reliable karena r1>  r table 0,85 > 0,576 sehingga bisa digunakan untuk mengukur kemampuan.






 




                             = 1,25.1
                             = 1,25

Jadi, soal tersebut reliabel karena r4> r table 0,05, yaitu 0,576


 

                        


                         = 1,25. 0,88
                         = 1,11

α= 5% = 0,05, sehinga diperoleh nilai  r table  = 0,576
butir soal tersebut adalah reliabel karena r1>  r table 1,11 > 0,576 sehingga bisa digunakan untuk mengukur kemampuan.


Menguji soal keseluruhan:


 




              


                = 1,25.0,32
                = 0,4
Jadi soal tersebut di atas tidak reliabel karena r11 < r table




2.4 Menguji / Menganalis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menentukan  tingkat kesukaran adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesulitan soal oleh responden dan mengetahui soal-soal yang mudah, sedang dan sukar.

1.      Analisis tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebagai berikut:

Kriteria tingkat soal :
0,00 - 0,30       à sukar
0,31 - 0,70       à sedang
0,71 - 1,00       à mudah

Dari data di atas dapat ditentukan kriteria soalnya yaitu sebagai berikut:
TK= JB/JJ x100%
TK= tingkat kesukaran
JB = jumlah jawaban yang benar pada butir- i
JJ = jumlah jawaban keseluruhan pada butir-i

TK1      = 10/10x 100%                                    TK4      = 10/10x100%
            = 1 ( mudah)                                                   = 1 (mudah)                                  
TK2      = 10/10x 100                                       TK5      = 6/10x100%
             = 1( mudah)                                                    = 0,6 (sedang)
TK3      = 6/10x100%
             = 0,6 ( sedang)

Keseluruhan     = 42/50x100%
                         = 0,84
Jadi, soal-soal tersebut di atas tergolong mudah.

2.      Analisis kesukaran butir soal uraian sebagai berikut:

TK       = JB/JJx100%

TK1      = 6/10x100%                           TK4      = 10/10x100%
             = 0,6 (sedang)                                     = 1( mudah)
TK2      = 9/10x100%                           TK5      = 1/10x100%
             = 0,9 (mudah)                                     = 0,1( sukar)
TK3      = 0/10x100%
             = 0,9 (mudah)

Keseluruhan:
TK       = JB/JJx100%
             = 35/50x100%
             = 0,7.
Jadi, tingkat kesukaran soal-soal tersebut tergolong sedang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Sedangkan tujuan dari uji reliabilitas adalah menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya dan ntuk memperoleh kualitas soal yang baik sehingga dapat memperoleh gambaran tentang prestasi siswayangsebenarnya.

Sebuah soal dikatakan reliabel jika r hitung > r table.
Dengan rumus KR-20



3.2 Saran
Jika seorang ingin menghitung reliabilitas dari sebuah butir tes, sebaiknya peneliti harus mengujikan dahulu pertanyaan-pertanyaannya kepada orang yang hendak diteliti sehingga setelah diperoleh nilainya bisa menghitung nilai reliabelnya dan  menentukan apakah soal itu reliabel atau tidak untuk diujikan untuk selanjutnya, dan apakah hasilnya relatif sama jika diujikan berulang-ulang.






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara, Jakarta.
Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Citapustaka Media Perintis: Bandung
Rasyid, Harun & Mansur. Penilaian Hasil Belajar. 2007. CV Wacana Prima: Bandung


SITOGRAPHI
http://analisisdatapenelitian.blogspot.com/2012/10/analisis-reliabilitas-tes-uraian.html
http://putra-tanjab.blogspot.com/2009/03/analisis-validitas-dan-reliabilitas.html
http://fidanurlaeli.wordpress.com/2010/11/28/analisis-kualitas-tes-dan-butir-soal/
http://p4mristkippgrisda.wordpress.com/2011/05/10/uji-validitas-dan-reliabilitas/











LAMPIRAN SOAL

Soal-soal yang diujikan adalah sebagai berikut:
Lisez les textes et puis repondez ses questions au dessous !

1.      Nini se prépare pour l’école de vendredi


Le vendredi est le jour court à l’école. La classe commence à sept heures et quart et finir à onze heures et demie. On a seulement cinq cours : d’abord c’est l’anglais, ensuite c’est le français, après ce sont les mathématiques et puis l’histoire et le dessin.
C’est jeudi. Il est neuf heures du soir. Nini prend son sac à dos. Elle met ses cahiers, ses livres, son stylo, son crayon, sa règle, sa gomme, son portable et son mouchoir dans son sac à dos. Ah !  elle n’oublie pas son portefeuille où elle met sa carte d’étudiant et son argent. Le sac n’est pas lourd. Il est un peu léger. Elle a seulement des exercices de mathématiques et de français, mais c’est fini.
Ensuite, elle allume la télévision et ell regarde le journal à la chaîne de TVRI pour voir les nouvelles mondiales et intérieures. Et puis elle va au lit. Enfin elle s’endort.


1.      Sa classe est commencé à quelle heure ?
a.       7 h et demie
b.      7 h et quart
c.       6 h et quart
2.      Combien le cours de Nini est-elle à ce moment là ?
a.       8 cours
b.      4 cours
c.       5 cours
3.      Est-ce qu’elle met son portefeuille dans son sac à dos ?
a.       Oui
b.      Non
c.       Pas d’accord
4.      Elle a des devoirs, mais ils sont déjà fini. Qu’est qu’ils ?
a.       Les devoirs de mathématique et de français
b.      Les devoirs anglais et de français
c.       Les devoirs mathématique et anglais
5.      Qu’est ce qu’elle regarde à la chaîne de TVRI ?
a.        Le journal
b.      Les nouvelles mondiales et intérieures
c.       Le jeux du foot-ball





II.  Un célébre courtier français

La Frabce est le pays de la haute couture. Du monde entier, les yeux des professionnels de la mode se tournent toujours vers les modèles préséntés par les couturies français. Ceux-ci, présentent leurs créations chaque année au cours d’un défilé prestigieux, retransmis par les télévisions et les magazines dans toutes les langues. Un des pulces prestigieux couturies français de la deuxième moitié du XXe siècle se nomme Yves Saint-Laurent. Successeurs de Christian Dior, il règne dans sa célèbre maison de couture située à Paris au 5 de l’avenue Marceau. C’est la qu’il dessine ses modèles. «  Lorsque je prends un crayon, nous dit-il, je ne sais pas à l’avance ce que je vais dessiner. Je commence par le visage d’une femme puis peu à peu ses vêtements naissent sous mes doigts. »
Il fait un croquis, puis le donne dans ses ateliers où ses ouvrières confectionnent le modèle avec beaucoup de soin. Chaque création demande de nombreuses heures de travail, quelquefois plus de cent heures. Le jour du défilé il faudra présenter deux cent modèles portés par de jeunes femmes grandes et minces : les mannequins. C’est Yves Saint-Laurent qui le premier a féminisé les costumes masculins en créant pour les femmes le blazer, la saharienne, le teilleur et le costume-pantalon, désormais très classique.
Yves Saint-Laurent a pris sa retraite au début de l’année 2003, mais ses modèles et tout se qu’il a créé autour, ( comme les produits de beauté, de maquillage, les parfums, la lingirie masculine et féminime) continueront longtemps à promouvoir l’élégance et l raffinement de la haute couture française à travers le monde.



1.      Qu’est-ce que la haute couture ?
2.      Quel est chaque année, l’événement le plus attendu dans le monde de la haute couture ?
3.      A qui Yves Saint-Laurent a-t-il succedé ?
4.      Comment s’appellent les jeunes femmes qui présentent les modèles le jour du défile ?
5.      Yves Saint-Laurent continue-t-il à créer de nouveaux modèles ? Pourquoi ?


LES REPONSES
I.                   PILIHAN GANDA
1.      B         2. C     3. A     4. A     5. A
II.                URAIAN
1.      C’est les yeux des professionnels de la mode qui se tournent toujours vers le modèles présentés par les couturiels français.
2.      D’un défile de mode prestigeux.
3.      Christian Dior
4.      Les Mannequins
5.      Oui, il continue les produits de beauté, de maquillage, les parfums, la lingerie et féminime. Parce qu’il a pris sa retraite.